Senin, 30 November 2015

Kerja Migas Seputar Offshore, Ada yang pengen Kerja di Offshore?

Pengeboran minyak dan gas bumi dapat dilakukan pada daratan (on shore) atau pun di lepas pantai (offshore). Pengeboran on shore dan offshore mempunyai beberapa perbedaan. Pada suatu pengeboran offshore yang dilakukan pada air laut yang dangkal, hanya memerlukan sedikit saja modifikasi jika dibandingkan dengan pengeboran on shore. Namun hal ini tidak berlaku bagi pengeboran offshore yang dilakukan pada kedalaman air laut yang dalam. Mengapa demikian? Simak artikel ini bila Anda ingin menjelajahi lebih dalam seputar aktivitas offshore drilling. 


Dalam menjalankan operasi pengeboran offshore banyak sekali faktor yang harus dipersiapkan terlebih dahulu. Faktor yang perlu diperhatikan dalam offshore drilling adalah adanya platform dan juga teknologi yang tinggi jika pengeboran tersebut berlangsung pada laut yang dalam. Selain itu faktor keselamatan kru yang tinggal di platform juga harus diperhatikan.
 
Pengeboran memiliki beberapa tujuan, tujuan utamanya adalah untuk mengeksploitasi minyak dan gas bumi yang terdapat di dalam perut bumi. Selain itu pengeboran juga digunakan untuk untuk melakukan berbagai analisis terhadap material batuan (diantaranya dengan melakukan logging) dan pengambilan sampel.
 
Sebelum dilakukan operasi pengeboran maka diperlukan adanya suatu rencana yang matang untuk mencapai kesuksesan operasi pengeboran. Beberapa yang harus dievaluasi antara lain:
  1. Target evaluasi pengeboran
  2. Cara pengeboran dalam pencapaian target drilling activity
  3. Metode evaluasi atau analisa target offshore drilling
Setelah evaluasi tersebut jelas dan terstruktur, maka proses pengeboran dapat dimulai. Pengeboran dilakukan dan selama proses pengeboran harus dilakukan dan diawasi secara seksama oleh wellsite geologist, mud logger ataupun tenaga ahli lainnya. Sesuai dengan tugas masing-masing, mereka harus mengawasi pelaksanaan pengeboran agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Sebagai contoh, well site geologist harus dapat melakukan justifikasi geologi tentang proses pengeboran yang berlangsung. Well site geologist harus dapat menentukan pay zone yang telah diantisipasi sebelumnya. Mud logger bertugas memonitor dan mencatat data yang berkaitan dengan lubang bor dan proses pengeboran. Tugas mud logger meliputi analisis gas dan cutting untuk menciptakan suatu evaluasi formasi yang kontinyu sementara sumur dibor.
 
Dalam pengeboran diperlukan analisa yang mumpuni dari beberapa komponen dan proses pengeboran seperti lumpur/ fluida pengeboran, rig pengeboran, blow-out preventer (BOP) system, casing & cementing, vertical & directional drilling, serta tahap pengembangan reservoir. Berikut merupakan penjabaran singkat mengenai komponen dan proses-proses tersebut.
 
LUMPUR PENGEBORAN
 
Satu elemen yang penting pada suatu pemboran adalah fluida pengeboran atau lumpur pengeboran. Lumpur pengeboran dibagi menjadi tiga jenis, yaitu water-based mud, oilbased mud dan udara. Lumpur pengeboran mempunyai beberapa fungsi, yaitu:
  • Memindahkan cutting dari dasar sumur
  • Mengambangkan cutting dan material-material berat
  • Menghubungkan transport cutting dan gas ke permukaan
  • Mendinginkan dan melumasi bit dan drill string
  • Menambang buoyancy pada drill string
  • Mengontrol tekanan bawah permukaan
Satu keharusan pada sistem lumpur pengeboran yaitu interaksi antara lumpur dan formasi yang dibor harus mempunyai efek yang minimal pada formasi. Hal ini sangat penting untuk mempertahankan lubang terbuka (open hole) dalam penyelesaian operasi pemboran.
 
RIG PENGEBORAN
 
Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk membor sumur atau mengakses sumur. Pemboran dilaksanakan dengan menggunakan seperangkat alat pemboran yang disebut drilling rig. Ciri utama rig adalah adanya menara yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-pipa tubular sumur. Ada bermacam-macam offshore-rig yang digolongkan berdasarkan kedalaman air:
 
  1. Swamp barge: Kedalaman air maksimal 7 m saja. Sangat umum dipakai di daerah rawa-rawa atau delta sungai.
  2. Tender barge: Serupa dengan swamp barge tetapi digunakan pada perairan yang lebih dalam.
  3. Jackup rig : Platform yang dapat mengapung dan mempunyai tiga atau empat “kaki” yang dapat dinaik-turunkan. Untuk dapat dioperasikan, semua kakinya harus diturunkan sampai menginjak dasar laut.
  4. Drilling jacket : Platform struktur baja, umumnya berukuran kecil dan cocok dipakai pada laut tenang dan dangkal. Platformn ini sering dikombinasikan dengan rig jackup atau tender barge.
  5. Semi-submersible rig: Rig jenis ini mengapung. Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara dinamis.
  6. Drill ship : Prinsip kerja drill ship adalah menaruh rig di atas sebuah kapal laut. Sangat cocok dipakai di daerah laut dalam. Posisi kapal dikontrol oleh sistem thruster berpengendali komputer.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
         Gambar 1 Offshore Rig
Komponen rig dapat digolongkan menjadi lima bagian besar:
  1. Hoisting system: Berfungsi menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) selama masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk dalam sistem ini.
  2. Rotary system: Rotating system terdiri atas rotary table dan drill stem (kelly, drill string, bit). Rotating system berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.

    Bagian – bagian utama dari rotating system adalah kelly, drill string, dan bit. Kelly adalah persegi atau heksagonal dari pipa yang disekrupkan pada pipa pemboran dan digunakan untuk membawa pergerakan memutar kepada drill string dan bit. Drill string adalah kombinasi dari pipa pemboran, collar, dan komponen bottom hole assembly (BHA) yang lain. Bagian akhir dari drill collar adalah mata bor atau bit. Bit melakukan bagian menggerus dan memotong batuan. Bentuk dari bit akan disesuaikan dengan tipe batuan dan kondisi pemboran. Tipe bit yang umum adalah drag, tri-cone, PDC dan intan (diamond).
  3. Circulation system: Sirkulasi dari lumpur pemboran mempunyai beberapa fungsi pada rig yaitu mendinginkan bit, membuat kestabilan lubang, dan membantu dalam evaluasi formasi. Lumpur pemboran ini disirkulasikan oleh pompa lumpur (mud pumps) dimana volume lumpur yang dipompa diukur dengan stroke counter, dan rata-rata pergerakannya dicatat oleh stand pipe pressure. Hal ini dilakukan untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti komposisi yang diinginkan. Sistem ini meliputi pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan. 

  4. Blowout prevention system: Peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).
  5. Power system: Power system merupakan sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik. Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar. Power disediakan di rig oleh mesin diesel, mesin elektrik diesel atau pada beberapa kejadian adalah mesin butana. Tenaga ditransfer dari mesin kepada beberapa sistem rig yang berbeda oleh sabuk, rantai dan tangkai penggerak (drive shafts) pada rig mekanik, atau dengan membangkitkan tenaga listrik DC pada rig elektrik. Tenaga didistribuasikan ke rotary table dan pompa lumpur ketika pemboran.




BLOW-OUT PREVENTER SYSTEM
 
Blowout preventer (BOP) adalah komponen utama dari suatu sistem control rig. Alat ini adalah pilihan terakhir pada suatu kasus blowout. BOP ini diletakkan pada muka sumur dan tidak dipindahkan sampai saat sumur diselesaikan (well completed) dan alat produksi telah dipasang. BOP biasanya mempunyai 4 bagian, yaitu annular, pipe rams, blind atau shear rams dan crossover spools.


CASING & CEMENTING
 
Casing dan cementing dilakukan ketika proses produksi ataupun untuk menghindari runtuhnya dinding lubang bor. Casing dilakukan dengan cara memasukkan pipa-pipa ke dalam lubang bor. Pipa-pipa umumnya terbuat dari logam dan dirancang semakin ke bawah pada selang tertentu maka diameternya akan semakin kecil. Pada saat fase produksi di pay zone, casing akan mempunyai lubang dimana hidrokarbon akan dapat mengalir ke dalam lubang bor.


VERTICAL & DIRECTIONAL DRILLING
 
Lintasan (trajectory) dari pemboran dikontrol oleh jenis dari bottom hole assembly (BHA) dan berat bit. Bottom hole assembly (BHA) adalah bagian dari drill string yang paling dekat dengan bit pemboran. Vertical drilling atau pemboran vertikal disebut juga pemboran lurus. Walau bagaimanapun, beberapa deviasi minor dari arah vertikal sering terjadi secara alamiah. Ini berhubungan dengan faktor-faktor yang ada dalam formasi seperti sudut kemiringan, kekerasan dan faktor lain seperti BHA, desain bit dan berat pada bit.
 
Directional drilling atau pemboran terarah merujuk pada metode yang dipakai untuk mencapai target bawah permukaan yang telah ditentukan. Satu aplikasi dari directional drilling adalah pengembangan lapangan offshore. Biaya pengembangan akan berkurang dengan penggunaan banyak sumur directional drilling dari satu atau lebih platform.
 
PENGEMBANGAN RESERVOIR
 
Setelah mengevaluasi reservoir, tahap selanjutnya adalah pengembangan reservoir. Yang pertama dilakukan adalah membangun sumur (well-construction) meliputi pemboran (drilling), memasang tubular sumur (casing), dan penyemenan (cementing). Proses selanjutnya adalah completion, sebagai “finishing” sumur agar siap digunakan. Proses ini meliputi perforasi yaitu pelubangan dinding sumur; pemasangan seluruh pipa-pipa dan katup produksi beserta aksesorinya untuk mengalirkan minyak dan gas ke permukaan; pemasangan kepala sumur (wellhead atau chrismast tree) di permukaan; pemasangan berbagai peralatan keselamatan, pemasangan pompa jika diperlukan, dan sebagainya. Jika dibutuhkan, metode stimulasi juga dilakukan dalam fase ini. Selanjutnya well-evaluation, untuk mengevaluasi kondisi sumur dan formasi di dalam sumur. Teknik yang paling umum dinamakan logging.

Perencanaan suatu sumur adalah proses kerjasama antara staff teknik dan geosains meliputi akses beberapa database dan komunikasi yang jelas. Selama proses pengeboran juga dimungkinkan melakukan proses logging dengan menggunakan alat LWD (logging while drilling). Dengan menggunakan alat ini, maka pelaksanaan logging dapat dilakukan bersamaan dengan pengeboran sehingga formasi yang dievaluasi masih dalam keadaan belum terganggu oleh kontaminan dan masih fresh. Terkadang ahli paleontologi juga ambil bagian dalam proses pengeboran ini. Ahli paleontologi ini mengambil sampel-sampel batuan dan fosil yang terdapat di dalam lumpur pemboran untuk dianalisa. Analisa dari ahli ini sangat penting dalam menentukan proses pengeboran selanjutnya.
 

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com